Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

π—žπ—œπ—¦π—”π—› 𝗧π—₯π—”π—šπ—œπ—¦ π—π—¨π—‘π—žπ—’ 𝗙𝗨π—₯𝗨𝗧𝗔 π—¬π—”π—‘π—š π——π—œπ—¦π—˜π—žπ—”π—£, π——π—œπ—£π—˜π—₯π—žπ—’π—¦π—” 𝗗𝗔𝗑 π——π—œπ—¦π—œπ—žπ—¦π—” π—¦π—˜π—Ÿπ—”π— π—” 𝟰𝟰 𝗛𝗔π—₯π—œ…π—¦π—œπ—”π—£π—” π—π—¨π—‘π—žπ—’ 𝗙𝗨π—₯𝗨𝗧𝗔??

Sebagian dari kita pasti sudah pernah mendengar nama “Junko Furuta”. Kisah dari gadis tersebut sangat banyak dibahas diberbagai platform media sosial. Kisahnya sungguh menggemparkan dunia. Lalu siapakah Junko Furuta ini?

Junko Furuta adalah seorang siswi SMA Jepang berusia 16 tahun yang diculik, diperkosa, dan dibunuh pada akhir 1980an. Kasus pembunuhannya dinamai kasus pembunuhan gadis SMA terbungkus semen karena jenazahnya ditemukan dalam sebuah drum beton yang diisi dengan 208 liter semen.

Junko Furuta berasal dari Misato, Prefektur Saitama dan bersekolah di SMA Yashio Minami. Junko termasuk siswi yang populer di sekolah itu. Punya banyak teman, pintar, dan juga memiliki paras yang cantik. Banyak yang mengincarnya untuk dijadikan pacar. Tetapi gadis itu tak begitu menghiraukan setiap ajakan kencan yang datang padanya. Ia serius belajar. Maka tak heran ia selalu mendapatkan nilai tinggi. 

Gadis muda ini tinggal bersama ayah, ibu dan 2 saudara lelakinya sebagai keluarga dari kalangan biasa. Meski sehari-hari sibuk belajar, ia juga bekerja paruh waktu dua hari dalam seminggu di sebuah toko elektronik. Ia berencana akan bekerja di toko itu jika sudah lulus sekolah. Sementara uang hasil bekerja akan ia gunakan untuk liburan kelulusan. Pada hari naas yang menjadi mimpi buruknya, ia berkata akan menyelesaikan menonton drama yang disukainya, Tonbo. Namun, Junko tidak pernah kembali untuk selamanya.

π—£π—˜π—‘π—’π—Ÿπ—”π—žπ—”π—‘ π—¬π—”π—‘π—š π— π—˜π—‘π——π—”π—§π—”π—‘π—šπ—žπ—”π—‘ π— π—¨π—¦π—œπ—•π—”π—›

Rupanya kepopuleran Junko membawanya pada jurang kematian, manakala saat nasib mempertemukan dirinya dengan seorang monster bernama Hiroshi Miyano.

Hiroshi Miyano saat itu berusia 17 tahun dan merupakan tipikal remaja nakal, bandel dan suka melakukan perundungan, bahkan pemerkosaan. Ia dan kawan-kawan satu gengnya menyukai perempuan yang mereka anggap “nakal” yang gemar minum minuman beralkohol, menghisap rokok, dan sesekali pakai narkoba. Persis seperti yang sering mereka lakukan. Furuta tidak demikian, sehingga seharusnya berada di luar radar Miyano dan kawan-kawan. Namun, Miyano pada suatu hari membuat pengecualian. Ia tertarik pada kecantikan Furuta, yang sekali lagi, membuatnya menjadi salah satu siswi paling populer.

Miyano ditakuti sehingga tidak seorang pun menolak segala perintah dan permintaan remaja ini. Ia juga dikenal sebagai anggota rendahan Yakuza, mafia paling ditakuti dan berkuasa di Jepang. Miyano tertarik pada Junko bukan karena cinta, melainkan hanya sekadar ingin bermain-main. Ia ingin meniduri Junko. Saat Miyano mengatakan suka pada Junko, gadis itu agak terkejut. Namun setelahnya, Junko menolak Miyano sebab ia ingin fokus belajar untuk ujian kelulusan. Furuta adalah orang pertama yang mengajari Miyano soal penolakan, dan penolakan tersebut memicu kemarahan Miyano.

𝗔π—ͺπ—”π—Ÿ π—žπ—₯π—’π—‘π—’π—Ÿπ—’π—šπ—œ π—£π—˜π—‘π—¬π—˜π—žπ—”π—£π—”π—‘ π—π—¨π—‘π—žπ—’ 𝗙𝗨π—₯𝗨𝗧𝗔

Malam hari pukul 8.30 tanggal 25 November 1988, seusai Junko menyelesaikan pekerjaan, dia bergegas pulang mengendarai sepeda. Di tengah perjalanan itulah Miyano dan seorang temannya yang bernama Nobuharu Minato melihatnya. Kedua pemuda itu rupanya tengah berkeliaran di sekitar Misato dengan tujuan untuk merampok dan memperkosa wanita.

Jadi Miyano ini bukan hanya siswa nakal di sekolah, tetapi sudah merupakan pelaku kriminal. Ia juga tampaknya sudah terbiasa mengincar korban di sekitar wilayah itu.

Melihat Junko yang bersepeda seorang diri, seketika timbul niat jahat yang memang sudah terpendam sejak lama dalam diri Miyano. Ia kemudian memerintahkan Minato menendang Furuta dari sepedanya, sementara dia bersembunyi di suatu tempat di dekat sana. Begitu Junko jatuh dari sepedanya dan Minato segera melarikan diri, Miyano dengan sikap bak pahlawan keluar dari tempat persembunyiannya dan menawarkan bantuan pada Junko. Miyano mengatakan bahwa dirinya akan mengantarkan Junko pulang sampai ke rumah. Junko pun menerima tawaran itu tanpa sedikit pun rasa curiga. Di sinilah awal mimpi buruk itu terjadi. Alih-alih diantar, Junko justru dibawa ke suatu tempat, menuju gudang bekas tak berpenghuni.

Di depan pintu gudang, Miyano berubah menjadi agresif, memperlihatkan sisi gelapnya. Dia menyeret Junko ke dalam gudang. Memaksanya untuk melayani nafsu bejatnya. Junko diancam dibunuh. Disanalah, Miyano juga mengungkapkan bahwa dia anggota geng Yakuza dan punya banyak koneksi orang Yakuza. Kemudian, Miyano membawa Junko ke hotel terdekat, mengancam akan membunuhnya, lalu kembali memperkosanya. Miyano juga mengundang sejumlah temannya anggota geng Yakuza untuk memperkosa Junko. Ini adalah gang rape tersadis yang dilakukan remaja pada teman sekolahnya sendiri.

π——π—œπ—¦π—˜π—žπ—”π—£ 𝗗𝗔𝗑 π——π—œπ—¦π—œπ—žπ—¦π—” π—¦π—˜π—Ÿπ—”π— π—” 𝟰𝟰 𝗛𝗔π—₯π—œ

Usai memperkosa, Miyano bingung. Dia berpikir: “Jika Junko lepas, ia akan segera melapor kepada polisi”. Di tengah kebingungan itu Miyano menghubungi teman-temannya untuk mencari solusi terbaik. Sayang, teman Miyano sama bejatnya dengan dia. Mereka juga tertarik dengan kecantikan Junko. Miyano menelepon Minato dan teman-temannya yang lain, Jō Ogura dan Yasushi Watanabe. Sekitar jam 3:00 pagi, Miyano mengajak Furuta ke taman terdekat, dimana Minato, Ogura, dan Watanabe sudah menunggu.

Alhasil, komplotan pemuda yang berjumlah empat orang itu memutuskan untuk menyekap Junko lebih lama. Hati Junko teriris saat mengetahui salah satu pemuda dari komplotan Miyano adalah orang yang menendang sepedanya. Dengan begitu, jelas sudah bahwa rentetan kejadian yang dia alami adalah bagian dari rencana busuk Miyano.

Tak lama berselang keempatnya lalu membawa Junko ke sebuah rumah di distrik Ayase di Adachi. Rumah ini adalah rumah orang tua Minato sekaligus sering menjadi tempat berkumpul kelompok ini. 

Sementara itu orang tua Junko yang tak mendapati anaknya pulang ke rumah menghubungi polisi pada 27 November. Miyano dan gengnya tahu kalau orang tua Junko menghubungi polisi untuk mencari putri mereka yang hilang. Mereka lalu memaksa Junko menelpon orangtuanya dan mengatakan bahwa ia sedang menginap di rumah seorang temanya, agar orangtua Junko tidak melaporkan Junko sebagai orang hilang ke polisi. Miyano juga mengetahui alamat rumah Junko dari buku catatannya dan mengancam Junko akan membunuh keluarganya jika Junko mencoba melarikan diri. 

Bahkan, ketika orangtua Minato datang ke rumah tersebut, Miyano memaksa Junko dipotret dan berpura-pura menjadi pacar salah seorang lelaki diantara mereka. Miyano dan gengnya yakin bahwa orangtua Minato tidak akan melaporkan mereka ke polisi mengingat koneksi Miyano pada geng Yakuza. Orangtua Minato tampaknya takut terjadi sesuatu dengan anak lelaki mereka jika melaporkan Miyano ke polisi. Kakak lelaki Minato juga mengetahui apa yang terjadi di rumah itu, namun tidak mengambil tindakan apapun untuk menolong Junko atau menghentikan kejahatan para remaja itu.

Setelah empat hari dibawa ke sana kemari untuk disiksa dan diperkosa secara bergiliran, kemudian selama 40 hari lamanya Junko disekap, disiksa, dan diperkosa di rumah itu. Miyano dan ketiga temannya secara bergiliran memerkosa Junko dengan total pemerkosaan 400 kali. Mereka juga mengundang 100 orang lelaki yang merupakan koneksi dari Miyano di geng Yakuza untuk masing-masing memperkosa Junko. Sehingga jika ditotal, Junko diperkosa sebanyak 500 kali oleh 104 orang lelaki dalam kurun waktu 44 hari. Selain diperkosa, Junko juga tidak diberi makan dan minum kecuali kecoa hidup dan air kencingnya sendiri. Selama itu pula Junko disiksa dari ujung rambut sampai ujung kaki. 

Dalam pengakuan para monster itu, mereka juga meninju, menendang dan memukuli seluruh tubuh Junko. Mereka juga membenturkan kepala Junko ke dinding, memotong puting payudara, membakar bulu matanya, mereka juga memasukan kembang api yang masih menyala ke dalam lubang dubur Junko, hingga kembang api itu padam. Itu mengakibatkan luka bakar yang cukup parah hingga Junko tidak tahu lagi apa yang ia rasakan, seluruh tubuhnya sudah dipenuhi rasa sakit yang teramat sangat. Kemudian mereka mengikat tubuh Junko dengan posisi tangan dan kaki terbuka di atas lantai, lalu mereka menjatuhkan sebuah Dumbbell yang berat ke atas perutnya, ini mengakibatkan seluruh isi perut Junko keluar. Isi perutnya keluar melalui anus dan mulut. 
(𝙂𝙖𝙠 π™¨π™–π™£π™œπ™œπ™ͺπ™₯ π™œπ™ͺπ™š π™œπ™–π™šπ™¨, π™π™šπ™‘π™– 𝙣𝙖𝙛𝙖𝙨 𝙙π™ͺ𝙑π™ͺ)

Junko berharap segala siksaannya berakhir, tapi bukannya berakhir, Ia malah digantung di langit-langit rumah dengan keadaan telanjang dan dibiarkan kedinginan selama beberapa hari. Junko dijadikan bantalan tinju sampai-sampai organ dalamnya mengalami kerusakan dan darah mengalir keluar dari mulut dan hidungnya. 

Setelah beberapa hari tubuh Junko diturunkan, Hiroshi meneteskan lilin panas ke atas pelupuk mata Junko, lalu membakarnya. Setelah itu mereka menusuk payudara Junko dengan jarum jahit, hingga jarum itu memenuhi payudaranya. Dan yang paling menyakitkan adalah mereka memasukan sebuah lampu bohlam ke dalam vagina Junko, kemudian menggosok-gosokannya hingga bola lampu itu meledak di dalam rahim Junko. Hal ini membuat luka robek yang sangat serius di rahim Junko. Kesadisan tak cukup sampai disitu, mereka juga memasukkan gunting ke vagina, stick baseball ke vagina dan anus, juga melakukan sodomi pada Junko. 

Selama masa penyiksaan itu, Junko berusaha keras untuk bernapas. Ia mengalami kesulitan bernapas melalui hidung karena darah sudah membanjiri rongga hidungnya. Ia mengalami trauma, begitupun organ-organ tubuh Junko. Hingga tubuhnya menolak saat ia mencoba untuk makan, dan minum. Junko terus menerus muntah, dan itu membuatnya mengalami dehidrasi yang ekstreme. Tidak cukup sampai disitu, itu juga membuat penyekapnya kembali menyiksanya dan melayangkan beberapa pukulan ke wajahnya yang sudah membiru, bahkan mengihitam karena ia mengotori karpet. 

Saat Miyano dan kawan-kawannya sedang beristirahat minum-minum, Junko berusaha untuk menghubungi polisi. Tapi aksinya itu tertangkap, dan membuatnya harus merasakan hukuman atas pecobaan melarikan diri. Mereka menyiramkan bensin pada kaki dan vagina Junko lalu membakarnya yang membuat seluruh kulit kaki Junko melepuh. Dengan kaki yang terbakar dan semua luka yang memenuhi tubuhnya. Junko tidak dapat lagi berjalan, bahkan tangannya pun tidak dapat menggenggam apapun. Seluruh tulang di tubuhnya patah dan remuk karena pukulan yang bertubi-tubi dari benda keras. 

Karena saat itu sedang musim dingin, Junko dipaksa untuk tidur di teras rumah dengan suhu dingin yang ektreme.
Dengan segala luka bakar, dan pendarahan akibat benda-benda asing yang dimasukan ke tubuhnya. Junko hanya bisa menrangkak, ia harus menghabiskan 1 jam untuk merangkak ke kamar mandi. 

Pada 4 Januari 1989, Junko memohon kepada para pemuda itu untuk membunuhnya. Mungkin penderitaan yang tak berujung membuat Junko tak kuasa menahan sakit. Namun alih-alih dikasihani, Junko justru dipaksa bermain Mahjong, permainan tradisional asal China, oleh Miyano dan teman-temannya. Junko menang dalam game tersebut, membuat para pemuda itu marah dan kembali menendang dan memukulnya dengan benda tumpul.
Seluruh tubuh Junko sudah dipenuhi luka bakar, lebam, dan pendarahan yang sudah sangat parah. Ia juga mengalami dehidrasi yang lebih hebat, seluruh oragan tubuhnya mengalami shock. Gendang telinga Junko pecah dan ukuran otaknya pun menyusut.

Di hari ke 44 yaitu Januari 1988, mereka tersiksa dengan bau busuk dari luka-luka di tubuh Junko yang membusuk. Mereka kemudian menyiksa Jun

Posting Komentar untuk "π—žπ—œπ—¦π—”π—› 𝗧π—₯π—”π—šπ—œπ—¦ π—π—¨π—‘π—žπ—’ 𝗙𝗨π—₯𝗨𝗧𝗔 π—¬π—”π—‘π—š π——π—œπ—¦π—˜π—žπ—”π—£, π——π—œπ—£π—˜π—₯π—žπ—’π—¦π—” 𝗗𝗔𝗑 π——π—œπ—¦π—œπ—žπ—¦π—” π—¦π—˜π—Ÿπ—”π— π—” 𝟰𝟰 𝗛𝗔π—₯π—œ…π—¦π—œπ—”π—£π—” π—π—¨π—‘π—žπ—’ 𝗙𝗨π—₯𝗨𝗧𝗔??"